Selamat Datang Di Blogger Generasinya Anak Rantau
LARA HATI (Laskar Anak Rantau Hamba Sejati): November 2014

Monday 3 November 2014

BUAH MATOA KHAS PAPUA

Salam hangat duk blogger!,
Pagi – pagi masuk kerja sudah disuguhi cemilan pagi sebuah buah yang kulitnya seperti manggis bukan manggis, yang dibawa bos kantor oleh – oleh buah tangan dari luar kota, pas dimakan buahnya manis dan beraroma seperti buah kelengkeng bukan kelengkeng, rambutan bukan rambutan, dan durian bukan durian. Ternyata buah ini namanya Buah Matoa yg berasal dari Papua kata si bos. Karna saya penasaran dengan buah ini makanya saya posting di blogger tentang buah Matoa yang merupakan salah satu keanekaragaman buah di Indonesia.
MATOA (Pometia pinnata) adalah tanaman buah khas Papua, tergolong pohon besar dengan tinggi rata-rata 18 meter dengan diameter rata-rata maksimum 100 cm. Umumnya berbuah sekali dalam setahun. Berbunga pada bulan Juli sampai Oktober dan berbuah 3 atau 4 bulan kemudian. Penyebaran buah matoa di Papua hampir terdapat di seluruh wilayah dataran rendah hingga ketinggian ± 1200 m dpl. Tumbuh baik pada daerah yang kondisi tanahnya kering (tidak tergenang) dengan lapisan tanah yang tebal.  Iklim yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yang baik adalah iklim dengan curah hujan yang tinggi (>1200 mm/tahun).  Matoa juga terdapat di beberapa daerah di Sulawesi, Maluku, dan Papua New Guinea.  Buah matoa memiliki rasa yang manis.
Di Papua dikenal 2 jenis matoa, yaitu : 

1.   Matoa Kelapa.
           Ciri yang membedakan keduanya adalah terdapat pada tekstur buahnya Matoa Kelapa dicirikan oleh daging buah yang kenyal dan ngelotok seperti rambutan aceh, diameter buah 2,2-2,9 cm dan diameter biji 1,25-1,40 cm.




2.  Matoa Papeda.
Sedangkan Matoa Papeda dicirikan oleh daging buahnya yang agak lembek dan lengket dengan diamater buah 1,4-2,0 cm.  Tanaman ini mudah beraptasi dengan kondisi panas maupun dingin.  Pohon ini juga tahan terhadap serangga, yang pada umumnya merusak buah.

Dilihat dari jenis warna buahnya, baik Matoa Kelapa mapun Matoa Papeda dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu matoa merah, kuning, dan hijau.

Buah Matoa berbentuk lonjong dan seukuran buah pinang (keluarga Palem), ketika muda berwarna hijau dan setelah matang berwarna hijau kekuningan atau coklat kehitaman. Pohon matoa tumbuh tinggi, dan kayu nya bisa untuk mebel atau kusen – kusen rumah. Buah ini merupakan buah musiman yang berbuah pada bulan September – Oktober. Matoa tumbuh di seluruh wilayah kepulauan Cenderawasih. Buahnya berbentuk bulat melonjong seukuran telur puyuh atau buah pinang (keluarga Palem) dengan panjang 1,5-5 cm dan berdiameter 1-3 cm, kulit licin berwarna coklat kehitaman bila masak (kalau masih muda berwarna kuning kehijauan, ada juga yang menyebut hijau-kekuningan). Kulit ari putih bening melekat pada biji, manis dan harum. Di Papua, pohon matoa sebenarnya tumbuh secara liar di hutan-hutan. Ini adalah sejenis tumbuhan rambutan, atau dalam ilmu biologi disebut berasal dari keluarga rambutan-rambutanan (Sapindaceae). Sedangkan jenisnya dalam bahasa latin disebut pometia pinnata.
Penyebaran buah matoa di Papua hampir terdapat di seluruh wilayah dataran rendah hingga ketinggian ± 1200 m dpl. Tumbuh baik pada daerah yang kondisi tanahnya kering (tidak tergenang) dengan lapisan tanah yang tebal. Iklim yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yang baik adalah iklim dengan curah hujan yang tinggi (>1200 mm/tahun).


Buah matoa dapat dikonsumsi segar. Cita rasa buah ini sangat khas seperti rasa rambutan bercampur dengan lengkeng dan sedikit rasa durian. Karena rasa dan aroma yang dikandungnya membuat matoa memiliki nilai ekonomi penting bagi masyarakat Papua. Harga jual rata-rata mencapai Rp. 20.000/kg bahkan sering lebih Rp. 50.000/kg dan tidak pernah murah, buah ini banyak dipesan peminat di luar Papua sebagai oleh-oleh. Bila sedang musim buah matoa banyak dijual di pasar-pasar, pedagang kaki lima, maupun dijual di tepi jalan. Buah matoa mempunyai kulit buah relatif tebal dan keras sehingga dapat tahan lama jika disimpan yaitu bisa disimpan hingga 1 minggu tanpa perlakuan pengawetan dan jika disimpan dalam suhu 5-10°C buah matoa dapat dipertahankan hingga 20 hari. 

BUDIDAYA BUAH MATOA
Tanaman matoa dapat diperbanyak dengan menggunakan biji, cangkok, stek maupun sambung. Pada perbanyakan dengan biji sebaiknya terlebih dahulu disemaikan dalam polybag dan jika sudah cukup kuat dapat dilakukan pemindahan ke lapangan/kebun. Jarak tanam yang umum adalah 8 sampai 12 meter.
Menurut petani pengembangbiak buah  matoa , biji yang akan dijadikan bibit harus dipilih dari buah yang bagus. Biji-biji itu kemudian disemai di tanah yang sudah dicampur dengan pupuk kandang. Saat usia dua minggu, biji akan tumbuh menjadi kecambah.
Nah, setelah usia tiga minggu, kecambah sebaiknya dipindah ke polibag ukuran besar yang berisi campuran tanah dengan pupuk kandang, urea dan NPK. "Tempatnya harus besar agar bibit bisa tumbuh dengan baik," Kata petani Matoa.

Menurut Petani, pupuk NPK harus diberikan agar meningkatkan kadar oksigen dalam tanah. Soalnya, tanaman ini dapat berkembang dengan baik jika ditanam dalam  tanah yang mengandung kadar oksigen yang cukup.
Saat berumur lima bulan, bibit akan mencapai ketinggian sekitar setengah meter. Saat itulah, bibit siap dipindahkan ke lahan perkebunan untuk ditanam.
Bibit yang telah ditanam di lahan terbuka masih harus diberi pupuk setiap dua bulan sekali. Pada usia dua tahun, tinggi tanaman matoa bulan akan mencapai 1,5 m hingga 2 m., untuk pemilihan lokasi budidaya matoa, sebaiknya pilih lahan yang terkena sinar matahari langsung.
Para Petani  bilang, pada daerah yang terkena sinar matahari, buah bisa tumbuh besar sampai memerah kulitnya. "Tapi kalau daerah yang kurang sinar matahari, saat buah tumbuh membesar, kulitnya retak, terlihat sedikit isinya," katanya.
Tanaman ini baru berbuah saat umur lima tahun. Saat pertama kali berbuah, satu pohon matoa bisa menghasilkan 5 kilogram (kg) buah matoa. Namun pada produksi selanjutnya, bisa menghasilkan 100 kg Buah Matoa

 MANFAAT BUAH MATOA UNTUK KESEHATAN DAN EFEK SAMPINGNYA
Buah matoa dapat dikonsumsi segar dan memiliki rasa seperti gabungan antara rambutan dan lengkeng yang tentu saja membuat buah ini sangat lezat. Karena rasanya yang enak, buah ini memiliki nilai jual yang cukup tinggi.

Buah matoa selain kaya akan kandungan vitamin C dan E juga memiliki banyak manfaa bagi masyarakat, khususnya dalam bidang ekonomi. Harga jual buah matoa yang tinggi membuat buah ini dapat dimanfaatkan untuk membantu perekonomian masyarakat.

Kandungan vitamin C dalam buah matoa bermanfaat sebagai antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas yang menyerang system kekebalan tubuh. Vitamin C juga bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh dari serangan berbagai macampenyakit.

Kandungan vitamin E pada buah matoa juga dapat membantu meringankan stress, meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan kesuburan serta meminimalkan resiko terserang penyakit kanker serta penyakit jantung koroner.
Vitamin E dalam buah matoa juga memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan kulit dengan cara menjaga serta meningkatkan kelembapan serta elastisitas kulit. Vitamin E juga beranfaat sebagai antioksidan yang bertugas menjaga tubuh dari serangan radikal bebas yang bisa merusak serta menggerogoti sel-sel tubuh.

Efek Samping / Kekurangan Buah Matoa Jika Dikonsumsi Terlalu Berlebihan
Buah matoa kaya akan vitamin C dan vitamin E, tetapi buah ini kaya akan kandungan glukosa jenuh sehingga jika terlalu banyak mengkonsumsinya akan menyebabkanMabuk / Teler
LIHAT DETAIL - BUAH MATOA KHAS PAPUA