Selamat Datang Di Blogger Generasinya Anak Rantau
LARA HATI (Laskar Anak Rantau Hamba Sejati): April 2012

Saturday 14 April 2012

 Lara Hati, Pagar Alam's Child
                                    LIFE STORI‘ANAK RANTAU

Aku dilahirkan dari sebuah kota kecil di kaki gunung dempo dikota Pagar Alam,keluargaku cukup berada dari hasil perkebunan, aku anak ke 5 dari 8 saudara,masa kecilku sangat agresip karna nakal, akibat nakalnya yang begitu aku dipindahkan ke teluk betung Bandar lampung ketika aku berusia 8 tahun SD kelas 2, bermaksud agar aku bisa berubah, orang tuaku sangat keras dan disiplin terhadap anak2nya gunanya agar kami semua bisa mandiri, kami dari 8 saudara semua pergi merantau sampai saat ini.
            Pertamakali aku merantau ketika usiaku menginjak  8 tahun, pertama aku tidak bisa terima dan menangis setiap hari,aku dilampung dititipkan sama tanteku ya dikosin gitu,aku sekolah disana,tapi yang namanya anak kecil dan mungkin tak bisa berpisah dari orang tua,ketika orang tuaku pulang kepagaralam dan aku ditinggal aku menangis sejadi jadinya hampir tiap hari tiap malam aku menangis,baik dirumah disekolah sampai keluarga tanteku menjadi kesal dengan tingkahku, bagaimana mungkin anak seusiaku harus hidup terpisah dari orang tua, aku masih butuh kasih sayang, kebiasaan aku masih kecil kalau mau tidur aku harus tidur di pangkuan ayahku, aku tidak akan bisa tidur kalau tidak dipangkuan ayah, aku sangat manja pada ayahku, selain sayangnya aku pada ayahku pernah pada suatu hari ketika aku masih di Pagar Alam ayahku pergi berburu masuk hutan rimba secara diam2 aku mengikuti ayahku aku masuk hutan yang sangat lebat tapi aku tidak takut, seharian aku mengikuti ayahku, malahan pernah sampai tidur dalam hutan.
            Aku kos dirumah tanteku Cuma satu bulan karna tidak tahan aku sering menagis aku dipindahkan ketempat lain yaitu aku kos dirumah seorang ibu tua yang memiliki 3 orang anak laki2 yang semuanya sudah bekeluarga, dirumah itu Cuma ada ibu itu dan suaminya, jarak antara rumah tanteku cukup jauh, aku di kebun jeruk lalu SD pun dpindah. Kalau dipikir masa SD ku sampai 3 kali pindah, pertama SD Pagar Alam, Teluk Betung dan Kebun Jeruk lampung. Aku tetap menagis setiap hari..waktu kian berlalu tak terasa hampir 3 bulan aku disana dengan kasih sayang yang diberikan ibu kos aku merasa senang dan lupa akan kesedhan, aku diajarin sholat, mengaji, malahan aku di ajarin main catur, dan main kartu. Main kartu bukan untuk belajar berjudi tapi diajarin bagaimana cara kita berfikir dan mengendalikan pikiran. Dulu aku menyalahkan kedua orang tuaku bahwa mereka kejam telah mentelantarkan aku, aku kadang sedih ketika aku melihat ada anak sedang bercanda sama orang tuanya, masa kecil aku tidak perna merasakan kasih sayang, tidak pernah merasakan apa arti sebuah keluarga yang ada hanyalah kesedihan dan air mata, aku tidak boleh pulang kalau tidak naik kelas, makanya aku boleh pulang satu tahun sekali, tapi orang tuaku tiap bulan datang ke lampung melihatku. Setelah tamat SD aku pindah ke Palembang, aku SMP di Palembang juga kos di daerah km.5, mungkin orang akan berfikir mana mungkin anak sekecil aku hidup merantau ditempah dengan hidup yang semikian kejam, tapi inilah kisah nyataku, tujuan orang tuaku baik malahan kita semua pergi merantau, gunanya agar kita bisa hidup mandiri belajar mengartikan hidup. Prinsip orang tuaku kami disekolahkan setinggi-tingginya sesuai kemauan kami agar kami bisa mandiri, bisa berdiri sendiri jangan selalu berada di bawah Ketiak orang tua, carilah harta, uang sendiri jadi walau itu Cuma sebuah sendok, tapi punya kalian sendiri, kalau rusak atau hilang tidak akan ada yang marah katanya, jadi kalau mereka meninggal kami anak2nya tidak akan ribut atau berkelahi sesama saudara merebutkan harta orang tua karena kami sudah diberi pendidikan untuk mencari sendiri.

Ketika SMP aku sudah mulai berfkir untuk mandiri, bagaimana caranya cari uang sendiri, aku juga berfikir kenapa orang lain bisa aku tidak, keluargaku bukan tidak mampu biayai aku sekolah tapi aku ingin belajar bagaimana caranya cari uang, semua udah kujalani, aku pernah jadi pengamen, kuli bangunan, jual kue, dan waktu SMP juga aku  ikut teather belajar akting dan akupun main film, film pertamaku berjudul putri teratai sebanyak 70 episode, ini film kolosal, aku peran utama, juga main beberapa sinetron TVRI, sejak itu aku mampu membeli apa yang aku inginkan dan setelah SMA aku tetap cari uang, selain main film kalau malam aku penyanyi disebuah bar dipalembang. Aku sangat disiplin dengan waktu, aku tidak suka nongkrong2 yang Cuma habiskan waktu percuma, aku suka berbuat sesuatu yang bermafaat. aku juga tidak perokok, minum2an keras atau narkoba”no..
            Tamat SMA aku merantau ke penjuru tanah air Makassar, Balikpapan, Pekanbaru, Bali, Riu, Padang,Bengkulu, Medan dan hampir seluruh Indonesia perna aku datangi, aku suka bertualang dan bekerja, aku paling tidak suka menunggu, bagiku waktu adalah uang dan gunakan masa muda sebaik mungkin karna masa mudah Cuma sekali. Terakhir aku merantau ke Jakarta, bagiku Jakarta kota metropolitan dimana tempat cari uang, dunia yang penuh ragam sipat manusia, tapi aku berjanji bisa hidup disana bisa berdiri sejajar dengan orang lain walau aku anak desa. Pertama aku kerja di hotel Ibis slipi selama 2 tahun, dan kerja perusahaan swasta lainnya, selain kerja aku juga disana menjadi model disebuah agency dan model sebuah majalah, juga seorang penari gogo dance dibawah naungan agency terkenal di Jakarta yang membuat aku bisa keluar negeri. Banyak pahit manis pernah aku alami dalam hidup ini. Ada yang paling berkesan dalam hidup aku pernah merantau di kalimanta selatan daerah pedalaman suku dayak, selama beberapa bulan aku disana, aku bergaul dengan orang2 suku dayak aku hidup persis kayak mereka, berburu, mancing ikan, ada rasa takut ada rasa ngeri lengkap jadi satu, yang paling aku susah kalau mau makan, aku muslim yang tdk sembarangan makan, sedangkan mereka kebanyakan non muslim yg makan sembarang halal buat mereka haram buat aku, makanya kalau makan aku kebanyakan makan buah2an atau ikan bakar atau daging rusa, emang sulit untuk menyesuaikan diri di lingkungan seperti itu, semua harus berhati hati terutama jgn sampai menyinggung perasaan mereka bisa2 aku di gantung disana. tapi alhamdullilah aku baik2 aj, dan pada suatu saat aku ingin kembali kesana. kalau kita teliti dari kehidupan mereka, mereka adalah manusia yang tidak punya ambisi untuk menguasi atau ada sifat iri dengki atau sifat menjatuhkan seperti kita di kota2 besar, apa yang merka jalani murni alami, hidup damai.
Sebenarnya hidup mencintai alam dan lingkungan akan membawa hal yang positif dalam kelangsungan hidup manusia dan mahluk hidup lainnya. Makanya kalau kita sering merantau kita bisa ambil hikmah dari petualangan itu kita bisa membandingkan kehidupan daerah satu dengan daerah lainnya, bisa memahami siFat dan karakter manusia, Indonesia sungguh indah banyak ragam dan corak suku yang ada, bertualang tidak perlu mempunyai modal yang banyak tapi dengan akal dan pikiran kita bisa hidup dengan layak, saya dulu merantau ke maluku Cuma membawa uang 300rb tapi dengan akal dan fikiran yang aku miliki bisa hidup dengan nyaman tanpa berbuat dosa atau kejahatan. Ini sebagian garis besar perjalanan hidupku moga ini gambaran dalam hidup kalian. Bahwa merantau bukanla hal yg jelek dan identik dg ke-Negatif’an tapi menempah kita hidup belajar mandiri, dan dewasa.amin. ( Meidyarisandy@ymail.com )
LIHAT DETAIL -