Semangat sahabat blogger indonesia
SalamNungguBeduk
Sudah beberapa bulan ini vakum gak ngeblog karena rutinitas kerja dan kegiatan sehari hari yang very busy sibuk full time. Di Waktu yang senggang ini lara hati akan posting beberapa pemikiran yang mungkin dapat membantu pilihan hidup blogger semua.
Dalam dunia yang fana dan sementara ini ada 2 hal yang dapat dilakukan manusia di muka bumi untuk menjaga kelestarian dan kelangsungan hidupnya, yaitu bekerja pada manusia yang lain (atau jadi karyawan swasta) atau menciptakan lapangan kerja untuk manusia yang lainnya (atau Wiraswasta/dagang/berbisnis bahasa yg keren). Namun dari 2 hal cara tersebut tetap ditengahi pedoman agama yg baik salah satunya sebuah kutipan dari ilmu sebuah agama "sebaik baik manusia adalah manusia yang berguna bagi sesamanya". artinya bahwa dari hal tadi dapat diambil kesimpulan antara dunia dan akherat harus balance/seimbang, dan lagi lagi lara hati mengambil sebuah kutipan "Cari la kebahagian dunia mu seakan akan kau akan hidup selamanya, tapi cari juga kebahagian akherat mu seakan akan kau akan mati besok". Kutipan tersebut adalah sebagai cerminan untuk selamat dunia dan akherat, tetapai kita tidak akan bahas itu karena lara hati tidak akan membahas kemaslatan syurga dan neraka, tapi kemaslatan wiraswasta dan karyawan swasta.
Baik wiraswasta maupun karyawan swasta ada keunikan tersendiri jika sahabat blogger akan menekuni pilihan yang mana yang akan dipilih, yang pasti kendala kelebihan dan kekurangannya pasti ada diantara keduanya.
Berikut ini Penjabaran tuk acuan menimbang nimbang sahabat blogger mau jadi Wiraswasta atau Karyawan Swasta :
Karyawan
Bagi sebagian orang
yang mengenyam bangku pendidikan terutama perguruan tinggi mungkin akan
berpikir untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat ke kehidupan nyata yaitu Dunia
Karja. Berbagai prahara di dalam dunia kerja seolah menjadi tantangan
tersendiri bagi kita untuk memacu adrenaline untuk menjadi yang terbaik di
antara yang lain. Promosi jabatan, kenaikan gaji, insentive, lembur, dan
istilah lainnya merupakan hal yang sudah tak asing lagi bagi para “Pekerja”. Ya
sahabat blogger lara hati Kita semua Pekerja. Baik manager, supervisor, ataukah
anda seorang System Analist kita tetaplah seorang Pekerja, Tenaga Kerja atau
Karyawan pada dasarnya adalah manusia yang menggunakan tenaga dan kemampuannya
untuk mendapatkan balasan berupa pendapatan baik berupa uang maupun bentuk
lainya kepada Pemberi Kerja atau Pengusaha.
Kelebihan :
-
Jam Kerja Pasti, Seseorang
yang berstatus sebagai karyawan pada sebuah lembaga atau perusahaan memiliki
jam kerja yang pasti, misalnya dari jam 08.00 s/d jam 16.00 atau jam 14.00 s/d
jam 22.00. Pada umumnya karyawan bekerja 8 jam perhari. Jam kerja yang pasti
ini memberikan manfaat kepada karyawan untuk dapat menyusun berbagai aktivitas
lainnya diluar jam kerja.
- Tanggung Jawab Terbatas, Seorang karyawan memiliki tanggung jawab
sesuai dengan tugas yang diberikan kepadanya. Tanggung jawab tersebut tidak
akan menyimpang dari tugas yang dijalankan atau tugas yang dilalaikannya. (Job
Description).
- Penghasilan Tetap Pasti, Langsung terjun ke dunia kerja menjadi
pilihan kebanyakan orang sekarang ini. Mendapat penghasilan yang pasti tanpa
harus memikirkan penghasilan omzet perbulan. Setiap karyawan pada akhir periode berhak mendapatkan
upah atau gaji. Pada umumnya gaji secara pasti diberikan pada setiap awal bulan
atau dua kali seminggu. Besarnya gaji yang akan diterima sudah pasti jumlahnya
atau minimal sudah diketahui indikatornya, misalnya berdasarkan prestasi kerja
karyawan, sehingga upah diterima signifikan dengan banyaknya output yang
dihasilkan oleh karyawan yang bersangkutan.
- Dapat Merenncanakan Masa Depan, Sehubungan dengan jam kerja dan
penghasilan yang pasti, maka karyawan dapat membuat perencanaan untuk masa yang
akan datang disesuaikan dengan penghasilannya tersebut. Berdasarkan ini pula
banyak karyawan yang ingin memiliki rumah atau kendaraan sendiri melakukan
kebijakan dengan cara pembelian secara kredit dengan pembayaran sesuai
kemampuan dari gaji yang diterimanya setiap bulan.
Kekurangan :
-
Ritme pekerjaan yang terlalu monoton dan sengitnya
kompetisi
memperebutkan promosi jabatan adalah salah satu Kelemahan Karyawan. Belum urusan “jilat-menjilat”’
dan “sikut-menyikut” yang sering terjadi di dunia kerja dari level staff hingga
level managerial, yang penting bagaiman bisa survive pada perusahaan tersebut.
- Harus Rela
Diperintah,
Karyawan
adalah orang yang bekerja kepada orang lain. Sehubungan dengan posisinya hanya
sebagai karyawan maka ada orang lain yang menjadi atasannya. Karyawan harus
rela diperintah oleh orang lain yang menjadi atasan. Karyawan tidak dapat
menolak perintah atasan. Penolakan yang dilakukan saat bertugas dapat berakibat
tidak baik bagi karyawan tersebut.
- Tanggung Jawab Ke Atasan, Setiap pelaksanaan tugas harus
dipertanggungjawabkan karyawan kepada atasan. Pekerjaan yang dilaksanakan
dengan baik akan diterima oleh atasan. Tetapi jika pekerjaan tersebut tidak
dapat dilaksanakan dengan baik, maka karyawan harus rela mendapatkan teguran
bahkan sanksi dari atasan.
-
Susah
Menyampaikan Ide, Tidak
sedikit karyawan yang memiliki ide bagus untuk kemajuan perusahaan atau minimal
untuk meringankan beban tugasnya. Walaupun demikian bukan merupakan hal yang
mudah untuk dapat menyampaikan ide tersebut kepada atasan. Atasan sering
mengabaikan ide dari bawahan.
Wiraswasta
Wiraswasta cenderung belajar dari kesalahan di masa lalu
daripada karyawan. Wiraswasta juga dianggap lebih tahu bagaimana cara menikmati
pekerjaannya meskipun banyak tantangan yang menghadang. Wiraswasta lebih
kreatif dan punya strategi dalam mengontrol bisnis sekaligus jadwal mereka
secara fleksibel. Sehingga Wiraswasta akan lebih tertarik dalam mengejar
sesuatu yang menarik daripada menjalani aktivitas statis seperti karyawan. Seorang
Wiraswasta juga tak lepas dari berbagai pengalaman yang menantang. Wiraswastawan
lebih sering stres dan cemas daripada pegawai lainnya, penyebab yang
memungkinkan dari stres dan cemas adalah risiko masalah keuangan/kebangkrutan. Tetapi
Wiraswastawan tetap dinilai lebih optimis dibandingkan dengan Karyawan. Optimisme
ditambah dengan tekanan pekerjaan membuat Wiraswastawan lebih berani mengambil
risiko, menciptakan lapangan pekerjaan, memunculkan produk baru dan inovatif.
Ritme
pekerjaan yang kadang mengalami pasang dan surut dalam omset juga merupakan
tantangan tersendiri bagi pengusaha untuk memacu diri menjual jasa/produksi nya
dengan lebih giat. Baik melalui offline marketing secara doo atau
presentasi marketing secara langsung dapat juga dilakukan dengan online
marketing melalui
pembuatan Website, SEO, ataupun mempromosikan produk/jasa nya di sosial media yang
sekarang cukup ampuh untuk membidik pangsa pasar online.
Tapi
tak semua hal dapat berjalan sempurna. Seperti yang telah dijabarkan diatas,
kebangkrutan dalam dunia usaha bukan
lah suatu hal yang tabu. Alasan terbesar banyak orang untuk lebih memilih
menjadi karyawan dibanding jadi seorang pengusaha. Persaingan untuk mendapatkan
customer kadang juga menimbulkan persaingan yang tak sehat. Belum lagi masalah
karyawan yang membangkang, kucuran Modal / pinjaman dana yang tak kunjung cair
, dan masalah masalah klise lainnya di dunia usaha.
Kelebihan
:
- Dapat Memilih Bidang Usaha Sesuai Minat
dan Bakat, seorang
Wiraswasta dapat memilih bidang usaha sesuai dengan minat dan bakatnya, maka ia
akan mencintai usahanya, dan jika ia sudah mencintai usahanya maka segenap
perhatian dan kemampuan akan dicurahkan demi perkembangan usaha. Selain bidang
usaha yang dipilih tersebut sesuai dengan minat dan bakat tentunya yang memang
dibutuhkan oleh konsumen agar “profitable”.
- Keuntungan Usaha Dinikmati Sendiri, usaha yang dijalankan merupakan usaha
yang dimilikinya maka keuntungan dari hasil usaha menjadi miliknya juga. Ia
akan memperoleh minimal dua macam pendapatan. Pertama, pendapatan dari
posisinya sebagai pemilik usaha dan kedua, pendapatan yang diperoleh dari
posisinya sebagai manajer.
- Memperoleh Kepuasan, keberhasilan mengelola usaha akan
memberikan kepuasan tersendiri bagi seorang Wiraswasta. Kepuasan ini secara
tidak langsung akan memotivasi dirinya untuk lebih giat bekerja agar
perkembangan usaha semakin lama semakin baik dan kuat dalam menghadapi
persaingan. Kepuasan juga akan mempertebal rasa percaya diri dalam berinteraksi
dengan pihak ketiga termasuk dengan pelanggan, pemasok, distributor, perbankan
dan investor.
- Tidak Ada Yang Merintah, seorang Wiraswasta, ia menjadi pemilik
sekaligus manajer dari perusahaannya maka ia juga memegang jabatan tertinggi di
perusahaan tersebut sehingga tidak ada seorangpun yang akan memerintahnya untuk
melakukan tugas- tugas tertentu. Ia hanya diperintah oleh dirinya sendiri dan
ia dapat memerintah orang lain yang bekerja kepada dirinya.
- Membuat Keputusan dan Kebijakan Sendiri, saat tertentu seorang Wiraswasta harus
mengambil keputusan tentang sesuatu hal misalnya keputusan untuk melakukan
ekspansi dengan membuka cabang perusahaan ditempat lain, keputusan untuk
mengikuti pameran produk yang diselenggarakan oleh pihak tertentu, keputusan
joint venture, dll. Seorang Wiraswasta sebagai pemilik dan manajer perusahaan
dapat memutuskan semua hal tersebut tanpa harus menunggu kebijakan dari pihak
lain, kalaupun ia meminta pertimbangan dari tenaga ahli atau konsultan dengan
alasan agar keputusan yang akan diambil merupakan keputusan yang paling baik
bagi perkembangan perusahaan. Semua masukan dari pihak lain menjadi
pertimbangan seorang Wiraswasta dan pada akhirnya dia sendiri yang akan
mengambil keputusan.
- Peluang Membantu Orang Lain, Sebagai makhluk sosial seorang Wiraswasta
mempunyai cukup peluang untuk membantu orang lain misalnya dengan
mengalokasikan zakat penghasilan untuk membantu korban bencana alam,
peperangan, ataupun mempekerjakan mereka yang mempunyai potensi tetapi belum
bernasib baik mendapatkan pekerjaan, dengan tetap memperhatikan kualitas sesuai
job specification.
Kekurangan :
- Jam Kerja Panjang Tidak Teratur, Wiraswasta tidak menutup kemungkinan
akan bekerja dengan jam kerja yang sangat panjang mulai dari bangun tidur pagi
hari sampai menjelang tidur kembali di malam hari. Waktu benar-benar tercurah
kepada kepentingan usaha apalagi jika usaha yang dijalankan sedang menghadapi
kerugian atau sebaliknya karena ingin mendapatkan keuntungan yang besar pada
periode tertentu. Selain itu jam kerja Wiraswasta tidak menentu. Pada saat
tertentu memiliki waktu luang yang cukup tetapi pada saat lainnya ia sangat
sibuk bahkan sampai lupa beristirahat.
- Resiko dan Tanggung Jawab Luas, sehubungan dengan posisinya sebagai
pemilik sekaligus manajer bagi usahanya sendiri maka seorang Wiraswasta
memiliki tanggung jawab yang luas terhadap keberhasilan dan kegagalan usahanya.
Wiraswasta harus menanggung resiko pada saat terjadi kerugian pada usahanya.
Tidak menutup kemungkinan resiko harus dipertanggungjawabkan sampai kepada
harta yang dimiliki walaupun berada di luar perusahaan. Hal ini terutama jika
perusahaan bentuknya perseorangan dan pailit sehingga akan ditutup, maka untuk
memenuhi kewajiban kepada pihak ketiga Wiraswasta harus menutup semua kewajiban
tersebut walaupun dengan menggunakan harta yang ada dirumah.
- Pendapatan Tidak Stabil, Salah satu kerugian yang dialami oleh Wiraswasta
berhubungan dengan pendapatan. Pendapatan Wiraswasta tidak dapat dipastikan
atau tidak stabil. Pada periode tertentu pendapatan bersih setelah dikurangi
dengan total pengeluaran akan menghasilkan keuntungan. Besarnya keuntungan dari
satu periode ke periode lainnya berubah-ubah, terkadang besar pada saat lainnya
kecil, bahkan pada periode tertentu Wiraswasta mengalami kerugian usaha. Inilah
salah satu resiko yang dapat dialami oleh Wiraswasta.
- Terlibat Masalah Keuangan Modal dan
Kebangkrutan, kerugian
lain yang dialami oleh hampir setiap Wiraswasta adalah masalah keuangan. Wiraswasta
harus berpikir keras untuk dapat mengalokasikan dana yang ada untuk berbagai
kepentingan usaha termasuk pembelian bahan baku, upah tenaga kerja, biaya
promosi dan lain-lain.
- Belajar Tanpa Akhir, Wiraswasta dituntut untuk selalu
mengadaptasi berbagai perubahan yang terjadi. Keterlambatan dalam mengikuti
perkembangan dunia usaha akan berakibat kerugian dalam berwirausaha
Baik menjadi karyawan jika kita ingin kepastian hidup untuk menunjang kebutuhan hidup keluarga, tapi siap-siap terus berada di “comfort zone” tanpa ada perubahan yang signifikan dalam hidup. Atau berminat migrasi jadi bos? Tabung lah dulu sampai modalnya mencukupi.